Akhirnya setelah sekian lama, pemesanan tiket kereta api lokal penataran dhoho bisa secara online. Selamat tinggal antrian berjam-jam di stasiun hanya untuk mendapatkan tiket kereta api rute Blitar – Surabaya!
Untuk yang belum pernah melakukan pembelian tiket online untuk kereta lokal, bisa baca cara beli tiket kereta api lokal di KAI Access. bisa juga melihat video tutorial yang sudah aku buat untuk pembelian tiket kereta api lokal di bawah ini
Video Cara Membeli Tiket Kereta Api Lokal Online dengan KAI Access
Berikut video tutorial yang cocok untuk yang belum bisa memesan tiket KAI lokal. Maaf kalau video masih seadanya kurang rapi karena keburu-buru mengejar moment. Tergesa-gesa itu terkadang kurang baik, tapi kalau nggak tergesa-gesa nggak jadi-jadi :D.
Ini dia aku sudah update video terbaru tentang cara pesan tiket kereta api lokal via KAI Access dan bisa memilih kursi sesuka hati
Kelebihan dan Kekurangan Pemesanan Tiket Kereta Api Lokal di KAI Access
Pada artikel ini aku cuma mau mereview tentang pemesanan tiket kereta api lokal menggunakan aplikasi KAI Access, terutama untuk kereta api Penataran – Dhoho yang baru bisa dilakukan mulai 1 Maret 2019.
Pemesanan tiket kereta api lokal secara online bisa jadi merupakan sebuah kebahagian untuk para penumpang kereta api lokal, karena nggak perlu lagi antri sampai berjam-jam di stasiun hanya untuk mendapatkan tiket kereta api.
Di Blitar, penumpang kereta api penataran biasanya adalah mereka perantau di Malang dan Surabaya. Baik itu sebagai mahasiswa maupun yang sudah bekerja. Perjalanan kurang lebih 160km dari Kota Blitar ke Surabaya ditempuh dengan waktu sekitar 5,5 jam. Waktu yang cukup lama menurutku, sama dengan jarak tempuh dari Blitar maupun Surabaya ke Jogja baik naik kereta api ekonomi maupun eksekutif.
Kelebihan Pemesanan Tiket Kereta Api Lokal di KAI Access
Jujur, aku termasuk salah satu orang yang berbahagia dengan pemesanan tiket kereta api lokal secara online ini, berikut beberapa alasan yang membuatku senang dengan kebijakan baru ini
- Nggak perlu susah payah antri di stasiun selama berjam-jam yang jaraknya sekitar 3km dari tempat tinggalku. Cukup duduk manis di rumah udah bisa dapat tiket kereta api penataran jurusan Blitar – Surabaya. Untuk dapat tiket kereta api dengan perjalanan 5,5 jam, harus antri kurang lebih dua jam saat beli tiket! Wasting time banget. Karena itu, biasanya aku membeli tiket secara go show atau nitip ke teman yang kebetulan memang lagi ada di stasiun, males antri cuy. Kalau nggak gitu naik bus meski lebih mahal.
- Setiap orang hanya bisa memesan satu tiket merupakan sebuah kebijakan yang patut diacungi jempol. Kenapa? Karena dengan begitu nggak ada lagi percaloan yang bisa dengan bebas menjajakan tiketnya. Ini juga angin segar untuk para pria maupun wanita single, siapa tahu Tuhan sedang baik hati meletakkan jodoh untuk duduk di sampingmu. Who knows? 😀
- Pembayaran tiket kereta api lokal menggunakan LinkAja untuk sebagian orang memang terkesan dipaksakan. Aku pun demikian, namun dengan adanya opsi ini, minimal para penumpang kereta lokal mau nggak mau harus install dan menggunakan aplikasi e-money dari pemerintah. Maklum, udah terlalu jauh ketinggalan sama e-money lain seperti Gopay maupun Ovo. Jadi apa salahnya mendukung usaha BUMN untuk bisa mendapatkan pengguna e-money dan mengajak penumpangnya untuk bergabung menjadi bagian dari cashless society.
- Tiket nggak perlu di cetak merupakan sebuah hal yang patut di apresiasi. Hanya perlu menunjukkan barcode di aplikasi KAI access ketika ada pemeriksaan di dalam kereta api. Di dalam kereta juga udah ada colokan listrik, jadi nggak ada alasan handphone yang kehabisan baterai. Kalau pas tergesa-gesa naik kereta, charger ketinggalan, teman duduk nggak bawa charger juga ya mungkin sedang apes saja.
Kekurangan Pemesanan Tiket Kereta Api Lokal di Kai Access
Jujur meski baru dibuka, aku udah nggak betah untuk maido. Ada banyak yang harus dibenahi untuk pemesanan tiket lokal.
- Aplikasi masih belum sempurna! Ada banyak sekali komentar yang bertanya kenapa kok selalu gagal saat pembayaran. Aplikasi menutup sendiri? Dari beberapa komentar yang membangun, masalahnya ada pada spesifikasi handphone itu sendiri, karena handphone masih tergolong jadul. Mungkin dengan adanya kasus ini, aplikasi KAI Access bisa dikembangkan supaya proses pembayarannya lebih bersahabat untuk handphone jadul. Karena cukup banyak yang mengalami udah tinggal bayar pakai LinkAja jebul force close. Bahkan ada yang mengulang beberapa kali baru saldo berkurang dan tiket berhasil didapatkan.
- Tidak ada informasi ketersediaan tempat duduk ini juga perlu dikaji lagi. Kalau aku sih ogah beli tiket tanpa tempat duduk. Udah pernah beberapa kali ngalamin Blitar – Surabaya tanpa tempat duduk. Nggak ada info sama sekali, apakah tempat duduk masih tersedia, karena setelah melakukan pembayaran jebul kolom kursi kosong yang tandanya tiketmu merupakan tiket kereta api berdiri. Dengan adanya opsi ini, para calon penumpang yang enggan untuk berdiri sepanjang perjalanan bisa memilih moda transportasi lain tanpa harus kehilangan uang. Batalin tiket kan ada charge-nya, ribet dan lama pula.
- Tidak bisa memilih tempat duduk merupakan sebuah petaka untuk mereka yang ingin duduk berduaan sambil yayang-yayangan. Udah nggak bisa lagi romantis-romantisan menyiapkan bahu untuk mata yang ingin terlelap :)). Kebahagiaan sendiri untuk para pria maupun wanita single, siapa tahu bisa duduk bareng yang bening-bening, karena itu semua Rahasia Illahi :D. Jadi nggak bisa janjian sama teman duduk di kursi X gerbong X. Sesekali nikmatilah kesendirianmu di kereta api :D.
- Metode pembayaran hanya bisa menggunakan LinkAja (untuk saat ini), e-money yang belum begitu populer. Jauh tertinggal dibandingkan emoney macam Gopay dan Ovo. Tidak menutup kemungkinan kedepan bakalan ada opsi lain kok.
Kesimpulan?
Sebagai digital society, aku suka dengan ketersediaan pembelian tiket kereta api lokal ini. Karena pelayanan transportasi publik macam ini sudah bisa semakin kekinian namun juga masih bisa mengakomodir orang-orang yang belum bisa hijrah. menjadi bagian digital society.
Jujur, aku bukan seorang pengamat publik yang bisa tahu alasan kenapa sistem pemesanan tiket dibuat sedemikian rupa. Ada rangkaian proses panjang dalam menentukan fitur-fitur tersebut. Mungkin beberapa pertimbangan di atas bisa menjadi masukan juga dari rakyat jelata yang suka menggunakan kereta api untuk perjalanan antar kota di pulau Jawa meskipun sekarang sudah lama nggak naik kereta, nggak ada yang ngajak piknik.
Demikian sedikit review dari panduaji.com tentang pemesanan tiket kereta api lokal dengan KAI Access.
Leave a Comment